MUALLAF


MUALLAF

JUDUL: MUALLAF
SUTRADARA: YASMIN AHMAD
TAHUN: 2008
DURASI: 80 menit

Film panjang ke-5 sutradara asal Malaysia, Yasmin Ahmad (wafat 25 Juli 2009), yang terbit tahun 2008 menjadi salah satu film best seller Jakarta International Film Festival (Jiffest) 2009. Hanya diputar sebanyak 2 kali, dimana pemutaran pertama khusus untuk undangan. Muallaf menjadi bagian dari Madani Film Festival, program kerjasama antara Rumah Film dan Jiffest.

Sebagai tanda penghormatan kepada Yasmin Ahmad, Jiffest memutar seluruh 6 film panjang karya almarhumah: Rabun (2003), Sepet (2004), Gubra (2006), Muallaf (2008), dan Talentime (2009). Film Mukhsin (2007) yang merupakan bagian terakhir dari trilogi Sepet & Gubra, sudah diputar di Jiffest tahun sebelumnya. Orked Ahmad (adik Yasmin) dan Sharifah Amani (aktris utama dalam Sepet, Gubra, dan Muallaf) juga hadir selama Jiffest, termasuk Amir Muhammad, pembuat film dan penulis buku Yasmin Ahmad's Films.

Saya pertama mengenal Yasmin melalui film Sepet. Saat itu seorang sahabat asal Kuala Lumpur memberikan VCD Sepet (versi DVD belum terbit ketika itu) di tahun 2006. "Ini film baru dan sangat terkenal di Malaysia," begitu ucap Liza Mydin dalam logat Melayu. Sepet-lah yang menjadi pintu gerbang saya mengenal karya-karya Yasmin Ahmad. Dalam kesempatan berikutnya ketika saya mengunjungi Kuala Lumpur beberapa kali, DVD Gubra dan Mukhsin berhasil didapatkan.

Saya belum sempat menonton Muallaf dan Talentime, ketika Liza mengirim sms mengejutkan dari Kuala Lumpur,"Yasmin Ahmad meninggal dunia, stroke, dalam suatu seminar yang juga dihadiri Siti Nurhaliza." Spontan saya menjawab,"Did you mean Yasmin Ahmad, the movie director?" Saya hanya bisa bersedih sambil mengucapkan,"Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un...." Until her died, I never got the opportunity to meet her.

Saat pertama situs pemesanan tiket Jiffest 2009 dibuka, seperti biasa saya mencari jadwal film. Kebetulan semua film Yasmin (kecuali Mukhsin) diputar! Betapa Gembiranya saya melihat Muallaf dan Talentime termasuk dalam daftar film. Spontan saya membeli tiket Muallaf, yang juga bermain di hari yang sama (11 Des 2009) dengan Talentime. Bedanya, Talentime diputar secara cuma-cuma. AKhirnya saya berkesempatan menonton keduanya!

Rabu 9 Des 2009 adalah hari peluncuran buku Amir Muhammad berjudul Yasmin Ahmad's Film. Disinilah saya bertemu Sharifah Amani, Orked Ahmad dan Amir Muhammad, dan berbincang singkat sambil ketiganya menandatangani buku Yasmin Ahmad's Film. Sengaja saya tak banyak membaca isi buku hingga usai menonton Muallaf dan Talentime.

Muallaf berarti beralih keyakinan dari agama lain menjadi seorang Muslim. Namun siapa yang beralih keyakinan dalam film ini? Muallaf berpusat pada tiga orang karakter: Rohani (diperankan oleh Sharifah Amani), Rohana (Sharifah Aleysha, adik Amani), dan Brian (oleh Brian Yap). Brian adalah pemuda Tionghoa yang menjadi guru di kota Ipoh dan menjaga jarak dengan ibunya. Bahkan ia tak peduli dengan telepon dan kepedulian sang ibu, yang rindu dan sayang padanya. Terutama sejak ayah Brian wafat.

Rohani dan Rohana adalah kakak-adik yang lari dari ayahnya dan tinggal di sebuah rumah sahabat mendiang ibunya di Ipoh. Bersembunyi dari intaian sang ayah, yang sudah punya istri lagi, Rohani bekerja sebagai pramusaji di klab malam dan sering menganjurkan para pengunjung untuk tidak minum alkohol. Rohana bersekolah di sebuah sekolah umum tingkat menengah pertama. Keduanya taat beribadah, rajin membaca Qur'an, menghibur pasien koma non-Muslim di rumah sakit (padahal mereka tak mengenalnya), serta senantiasa memaafkan orang yang bersikap kasar kepada dua kakak-adik ini.

Kepribadian yang luhur inilah yang membuat Brian jatuh hati. Dari seorang yang tak peduli dengan ibunya, ia mengikuti nasehat Rohani untuk mengunjungi dan berbaikan dengannya. Rupanya Brian punya kenangan buruk dengan mending ayahnya ketika kanak-kanak. Peristiwa kelam inilah yang membuatnya tak lagi pergi ke gereja dan bermusuhan dengan ayahnya. Perlahan Brian mempelajari isi Qur'an dan mengamati keduanya ketika sedang shalat berjamaah.

Masalah mulai timbul ketika sang ayah berhasil melacak keberadaan Rohani dan Rohana. Apa yang bisa mereka lakukan menghadapi sang Datuk? Apakah cinta Brian bertepuk sebelah tangan? Mungkinkah Rohani menerimanya?

====

Sama seperti karya-karya Yasmin Ahmad pada umumnya, termasuk film-film pendek komersial dan layanan masyarakatnya, almarhumah banyak menyoroti kondisi sosial masyarakat dan budaya Malaysia yang didominasi etnis Melayu, Tionghoa, dan India. Tidak banyak orang Indonesia yang tahu bahwa sesungguhnya Malaysia sedang mengalami krisis identitas bangsa. Friksi eksplisit dan implisit diantara ketiga etnis sebenarnya perlu diperhatikan serius. Tidak hanya bagi bangsa Malaysia, namun juga bangsa lain yang multi etnis dan suku seperti Indonesia. Muallaf (dan juga seluruh 6
film panjang Yasmin) memotret kondisi nyata Malaysia hari ini.

Orked Ahmad, adik kandung Yasmin, tampil mewakili mendiang kakaknya dan menjawab setiap pertanyaan penonton. Ia menjelaskan banyak kisah dibalik pembuatan Muallaf. Indonesia, melalui Jiffest 2009, mendapat kehormatan menonton Muallaf lebih dulu daripada Malaysia. Meski dibuat tahun 2008, Muallaf dicekal di negerinya sendiri, dan insya Allah baru akan tayang perdana pada minggu terakhir Desember 2009.

Komentar

Postingan Populer