GANGGUAN SHALAT JUM'AT

Sebenarnya gangguan ini bukanlah yang pertama saya alami, namun baru sekarang ingin menumpahkan uneg-uneg.....

Dalam shalat Jum’at, sebuah shalat wajib untuk semua laki-laki pemeluk agama Islam, seseorang diwajibkan untuk mendengarkan khutbah yang disampaikan Khatib (penceramah). Khutbah ini adalah bagian tak terpisahkan dari shalat Jum’at itu sendiri. Umumnya khutbah berisi pemantapan iman, pesan moral, kisah sejarah, kondisi sosial, dan sebagainya yang relevan. Sayangnya saya tidak tahu tema apa saja yang umumnya disampaikan Rasulallah pada masanya. Namun saya asumsikan saja temanya tidak jauh berbeda dengan tujuan yang sama.
Khutbah disampaikan dalam dua sesi, atau dua babak, dengan jeda istirahatnya Khatib berupa duduk beberapa saat. Selama khutbah, Khatib menyampaikannya berdiri. Dua sesi atau dua babak khutbah, saya analogikan dengan dua rakaat shalat. Mudah-mudahan saya tidak keliru menafsirkannya. Jika saya tidak keliru, artinya pahala mendengarkan dengan seksama dua babak khutbah +/- setara dengan nilai pahala seorang Muslim shalat dua rakaat.

Sering saya jumpai sesama jamaah shalat tertidur (sambil duduk), atau terkantuk-kantuk, atau sibuk sendiri. Bahkan hingga mengeluarkan suara dengkur yang relatif mengganggu jamaah sekelilingnya. Sayang memang yang bersangkutan tidak mendengarkan ceramah Khatib. Entah nilai pahala setara dua rakaat itu hilang atau tidak (karena perihal ini saya serahkan kepada Yang Kuasa untuk menilai), tapi yang pasti Khatib sering menyampaikan bahwa nilai shalat Jum’at jamaah berkurang. Bukan hilang. Jadi saya anggap saja ini tanggung jawab masing-masing.

Namun sering juga saya jumpai, nyaris di masjid manapun saya berada, terdapat sekelompok anak atau remaja (minimal dua orang) sibuk mengobrol atau bercanda. Sudah pasti nilai shalat Jum’atnya berkurang. Sayang sekali. Tapi perilaku mereka ini sangat mengganggu jamaah lain di sekeliling mereka, misalnya saya. Ingin saya menegur mereka, namun saya ragu apakah nilai pahala saya (mendengarkan khutbah) berkurang, jika menegur secara verbal. Sayangnya saya tidak pernah berada berdampingan dengan mereka, sehingga tidak bisa menyampaikan teguran non-verbal. Yang mereka lakukan itu sangat mengganggu konsentrasi mendengarkan isi khutbah Jum’at.

Sering terpikir dalam benak, mereka masih anak-anak dan remaja, yang masih dalam bimbingan orang tuanya. Seyogyanya menjadi tanggung jawab orang tuanya untuk mendidik anak-anak mereka, terutama anak laki-laki, untuk duduk dan mendengarkan khutbah shalat Jum’at serta menjelaskan latar belakangnya. Bukannya tidak mungkin orang tua mereka, terutama para ayah, berada di antara jamaah shalat Jum’at di masjid yang sama. Bahkan bukannya tidak mungkin ayah mereka duduk berdampingan dengan saya!

Saya himbau kepada sahabat dan saudara seiman saya, untuk membimbing anak laki-lakinya dalam mengikuti ibadah shalat Jum’at ini. Tanamkanlah kepada mereka nilai pahala dari mendengarkan khutbah Jum’at, dan apa akibatnya jika mengganggu ibadah jamaah lainnya. Jika sudah dilakukan, semoga Allah SWT memberikan pahala tertinggi kepadanya karena telah memberikan bimbingan yang tepat.

Sikap seperti anak-anak tsb, mungkin tidak disadari, akan berdampak pada aktivitas lainnya: tidak mendengarkan nasehat orang tua, tidak mendengarkan pendidikan guru di sekolah, bahkan terus hingga dewasa. Jangan kelak heran jika anak laki-lakinya menjadi karyawan yang sulit dibina di pekerjaannya, atau tidak lulus dalam suatu ujian. Semuanya adalah buah dari benih yang ditanam.

Oleh karena itu saya ajak, semua teman-teman sesama iman, untuk mulai membimbing anak-anak kita. Dalam hal ini salah satu yang paling sederhana: duduk dengan khidmat mendengarkan khutbah Jum’at.

Semoga Allah SWT membimbing kita semua, para suami, ayah, dan kakak, agar menjadi pemimpin teladan dalam lingkungan organisasi paling kecil, yaitu sebuah keluarga. Kelak kita dimintakan pertanggungjawabannya sebagai seorang pemimpin. Bukan sebagai seorang Direktur. Bukan Presiden. Bukan Raja. Melainkan sebagai seorang kepala keluarga. Amin.

Komentar

Postingan Populer